Awal mulanya suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah sudah memeluk agama dari kepercayaan roh leluhurnya, di mana agama tersebut merupakan percampuran antara animisme dan dinamisme. Sehingga agama tersebut lebih dikenal dengan nama agama Kaharingan.

Dalam sejarahnya, dituliskan bahwa suku Dayak tidak hanya berhubungan dengan kelompoknya sendiri. Akan tetapi telah banyak berhubungan dengan suku – suku lainnya seperti Bugis, Jawa, Banjar, Cina, dan lainnya. Melalui hubungan tersebut, adanya pengaruh – pengaruh yang diserap baik dari bahasa, adat istiadat, dan agama. Ambil contoh, suku Dayak yang berada di daerah pesisir pantai Kalimantan Tengah sudah lama menganut agama Islam. Demikian halnya dengan suku Dayak lainnya. Semenjak kedatangan bangsa Eropa ke Kalimantan, telah banyak masyarakatnya yang menganut agama Kristem, baik yang Kristen Protestan ataupun yang Katolik. Akibat percampuran tersebut, maka suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah tidak hanya hidup dalam satu lingkupan saja. Akan tetapi semenjak dulu, suku Dayak telah hidup dalam keanekaragaman, baik mereka yang menganut kepercayaan para leluhur atau dari agama suku bangsa lain. Walaupun adanya perbedaan dalam kepercayaan, diantara mereka telah tertanam sikap untuk hidup saling pengertian dan saling menghargai satu sama lainnya. Dan ini semuanya telah ada dalam satu wadah untuk hidup bersama dalam kerukunan yang disimbolkan ke dalam Huma Betang.

Meskipun sebagian dari masyarakatnya sudah memeluk agama modern, mereka masih mempercayai hal – hal yang sifatnya gaib, sakti, dan magis. Kesusahan, malapetaka, bencana, dan lainnya, dianggap sebagai murka atau kurang terpenuhinya permintaan dari roh – roh gaib. Sebagai wujudnya, mereka meminta tolong kepada orang – orang yang mampu untuk menenangkan roh – roh tersebut. Biasanya hal tersebut dilakukan dalam sebuah upacara sakral seperti Upacara Tiwah, Upacara Wara di daerah Barito, Upacara Mangayau Danum, Upacara Manggoru, dan upacara lainnya. Dan biasanya hanya orang – orang tertentu saja yang mengerti dan memahami agama Kaharingan yang dapat melakukan upacara tersebut.

Walaupun sekarang suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah sudah banyak yang mengerti dan memeluk agama modern, namun keterikatan mereka pada agama leluhur masih tetap bertahan dan tidak dapat dilepaskan. Sebab, kepercayaan tersebut merupakan harta warisan dari para leluhur yang diberikan kepada anak cucunya.